LAPORAN
MEDIA PEMBELAJARAN
PROJECT BASED LEARNING
PEMBUATAN TELEPON KALENG
SEDERHANA
OLEH
:
No Reg. 7526150259
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum
teknologi berkembang pesat, manusia berkomunikasi jarak jauh melalui cara
tradisional, misalnya dengan kurir atau merpati pos. Namun komunikasi tersebut
tidak mampu menjangkau ruang dan waktu serta audiens yang luas. Karena keterbatasan
itulah komunikasi ini mulai ditinggalkan. Para ilmuan mulai mencari cara untuk
menciptakan alat komunikasi yang lebih efektif. Robert Hooke, seorang penemu, ahli kimia dan matematika, arsitek serta filsuf asal
Inggris melakukan percobaan pertama dengan telepon kaleng. Selama tahun
1664-1665 Hooke bereksperimen dengan transmisi suara menggunakan kawat. Pada awal
tahun 1667 Hooke berhasil membuat telepon kaleng.
Telepon
kaleng sempat dipasarkan secara komersial, tetapi dalam periode waktu yang
singkat. Itu pun mengisi “kekosongan pasar” telepon listrik dari Alexander
Graham Bell. Saat paten Bell “berakhir”, telepon listrik kemudian mengalami
perkembangan inovasi yang hebat hingga sekarang.
Telepon
kaleng saat ini tidak lagi dijual secara komersial dan lebih populer di
lingkungan pendidikan. Di sekolah, telepon kaleng diajarkan sebagai salah satu
alat bermain sekaligus bahan ajar tentang prinsip gelombang suara.
Berdasarkan paparan di atas, penyusun tertarik untuk melakukan
percobaan tentang pembuatan telepon kaleng sederhana.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Untuk membuktikan bahwa gelombang dapat merambatkan bunyi melalui zat
padat.
2. Untuk membuktikan hukum ke II Newton tentang “Percepatan sebuah
benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding
terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang
bekerja padanya.”
BAB II DESKRIPSI PROJEK
A. Landasan Teori
Bunyi terjadi oleh getaran benda yang merambat melalui medium dengan
kecepatan tertentu. Sebuah getaran akan berubah menjadi gelombang bunyi. Ditinjau
dari zat penghantar atau medium yang dilalui oleh gelombang, kita dapat
membedakan dua macam gelombang, yaitu gelombang mekanik dan gelombang
elektromagnetik.
Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium dalam
perambatannya. Oleh karena itu, bunyi tidak dapat merambat di ruang hampa.
Medium yang diperlukan bunyi untuk merambat dapat berupa gas, cair, dan padat.
Gelombang Elektromagnetik adalah
gelombang yang dalam proses perambatannya tidak memerlukan medium (zat
perantara). Artinya gelombang ini bisa merambat dalam keadaan bagaimanapun
tanpa memerlukan medium. Contohnya adalah gelombang cahaya yang terus ada dan
tidak memerlukan zat perantara.
Berdasarkan
Arah Getar dan Arah Rambatnya, Gelombang dibagi menjadi dua, yaitu :
Gelombang Transversal adalah
gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambatannya. Bentuk
Getarannya berupa lembah dan bukit (dapat dilihat pada gambar di bawah).
Gelombang longitudinal adalah
gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah getarannya. Bentuk getarannya
berupa rapatan dan renggangan.
Adapun syarat terjadinya bunyi adalah
:
1. Adanya sumber bunyi (benda yang bergetar).
2. Adanya zat pelantara (medium).
3. Adanya pendengar dalam jarak di daerah jangkauan
bunyi.
B. Alat / Bahan dan Langkah Percobaan
Alat / Bahan:
1.
Kaleng
2.
Benang Kasur
3.
Paku
4.
Palu
5.
Lem
6.
Gunting
7.
Double Tip
8.
Kertas Origami
ü Langkah Percobaan :
1. Siapkanlah 2 buah kaleng bekas yang sudah dibersihkan.
2. Lubangilah dasar dari kedua kaleng tersebut dengan
menggunakan paku dan palu.
3. Potong benang kasur menggunakan gunting sepanjang 8-10
meter.
4. Hubungkan masing – masing ujung benang bangunan ke
dasar kaleng dengan cara memasukkan ujung benang pada lubang
5. Ikatlah ujung benang.
6. Supaya hasilnya lebih bagus, hias telepon kaleng
dengan kertas origami.
7. Setelah dihias, regangkan tali hingga lurus/kencang dan
mulailah melakukan percakapan dengan temanmu melalui kaleng tersebut.
BAB III HASIL DAN KESIMPULAN
Dalam menggunakan
telepon kaleng, benang sebagai pelantara (medium) suara diregang sampai lurus
dan kencang. Hal Ini bertujuan untuk mengfungsikan benang sebagai medium yang
mengantarkan perambatan bunyi. Penelpon harus berbicara dengan memasukkan
mulutnya ke bagian kaleng yang dibuka tutupnya. Sementara pendengar harus
merapatkan kaleng terbuka ke telinga agar dapat mendengar pesan suara yang
disampaikan oleh penelpon.
Menurut hukum ke II Newton, persamaan gerak
elemen benang menunjukkan bahwa pada benang dengan tegangan semakin besar,
gelombang akan merambat dengan kecepatan rambat yang semakin besar pula.
Sebaliknya, semakin besar massa persatuan panjang benang maka gerak gelombang
akan menjadi lambat.
Selain itu, banyak
manfaat dari pembuatan telepon kaleng
sederhana ini. Misalnya : melatih keterampilan proses, kerjasama dan mengasah kekreatifitasan.
BAB IV EVALUASI VIDEO PEMBELAJARAN
A. Kriteria
Penilaia
1. Kriteria Penilaian Segi Konten
No
Kisi-Kisi
Penilaian
1
2
3
4
1
Sesuai dengan Tujuan Pembelajaran
√
2
Pembukaan
√
3.
Kegiatan Inti
√
4.
Penutup
√
5.
Mudah dimengerti
√
6.
Keserasian Teks dengan gambar
√
2. Kriteria Penilaian Segi Narasi
No
Kisi-Kisi
Penilaian
1
2
3
4
1.
Volume suara
√
2.
Gaya Bahasa
√
3.
Kejelasan ucapan
√
4.
Transisi/Perubahan
√
5.
Tempo Ucapan
√
3. Kriteria Penilaian Kualitas
No
Kisi-Kisi
Penilaian
1
2
3
4
1.
Kualitas
isi
√
2.
Kualitas
gambar
√
3.
Kualitas
transisi
√
4.
Kualitas
Fokus
√
4. Kriteria Penilaian Etika
No
Kisi-Kisi
Penilaian
1
2
3
4
1.
Penggunaan
bahasa yang sopan
√
2.
Pemilihan
tempat yang kondusif
√
Keterangan:
Sesuai :
4
Cukup Sesuai :
3
Kurang Sesuai :
2
Tidak Sesuai :
1
No
Kisi-Kisi
Penilaian
1
2
3
4
1
Sesuai dengan Tujuan Pembelajaran
√
2
Pembukaan
√
3.
Kegiatan Inti
√
4.
Penutup
√
5.
Mudah dimengerti
√
6.
Keserasian Teks dengan gambar
√
No
Kisi-Kisi
Penilaian
1
2
3
4
1.
Volume suara
√
2.
Gaya Bahasa
√
3.
Kejelasan ucapan
√
4.
Transisi/Perubahan
√
5.
Tempo Ucapan
√
No
Kisi-Kisi
Penilaian
1
2
3
4
1.
Kualitas
isi
√
2.
Kualitas
gambar
√
3.
Kualitas
transisi
√
4.
Kualitas
Fokus
√
No
Kisi-Kisi
Penilaian
1
2
3
4
1.
Penggunaan
bahasa yang sopan
√
2.
Pemilihan
tempat yang kondusif
√
B. Pembahasan
Pada
Pembuatan Video Pembelajaran, Kriteria penilaian hasil evaluasi dari penilaian Project Based Learning pembuatan video
pembelajaran Telepon Kaleng Sederhana.
1.
Penilaian Konten
a. Kesesuaian
tujuan pembelajaran
Tujuan
video Pembelajaran untuk mengetahui sifat-sifat bunyi, ini sesuai dengan Tujuan pembelajaran pada kelas IV
semester II Sekolah Dasar. Oleh sebab itu penulis
memberi nilai 4 (sesuai)
terhadap video pembelajaran ini.
b. Pembukaan
Awal penayangan
video sudah terlihat bahwa asal-usul mengapa telepon kaleng muncul
menceritakan kronologi dan
kemudian mengajak untuk melaksanakan percobaan telepon kaleng sederhana. Oleh sebab itu penulis
memberi nilai 4 (sesuai)
terhadap video pembelajaran ini.
c. Kegiatan inti
Kegiatan inti video pembelajaran
sudah sesuai dengan memperlihatkan kegiatan pembuatan video pembelajaran.
Oleh sebab itu penulis memberi nilai 4 (sesuai)
terhadap video pembelajaran ini.
d. Kegiatan Penutup
Kegitan penutup dapat dilihat
dengan adanya penjelasan dari professor Ary yang diikuti dengan kesimpulan
materi pembelajaran secara lisan dan
secara tertulis. Hal memudahkan pebelajar
lebih mudah membuat kesimpulan pembelajaranya. Oleh sebab itu penulis memberi
nilai 4 (sesuai).
e. Keserasian Teks dengan Gambar
Pada video
pembelajaran ini, kesesuaian teks dengan gambar penulis memberi diberi skor 4
(sesuai), karena pemunculan teks sesuai dengan tampilan.
2. Penilaian Narasi
a. Volume suara
Penulis memberi
skor 3 (cukup sesuai) dikarenakan pengambilan suara menggunakan kamera video
biasa 640 warna sejenis android, sehingga pengambilan suara kurang baik dan
dipengaruhi oleh gangguan suara (suara motor, burung).
b. Gaya Bahasa
Penulis memberi
skor 3 (cukup sesuai) dikarenakan pembuatan video tidak menggunakan naskah
drama sehingga gaya bahasa digunakan secara spontan tanpa adanya scenario.
c. Kejelasan Ucapan
Penulis memberi
skor 3 (cukup sesuai) dikarenakan pembuatan video tidak menggunakan naskah
drama sehingga gaya bahasa digunakan secara spontan tanpa adanya scenario
disertai dengan pengguanaan kamera video 640 warna android.
d. Transisi / perubahan
Penulis memberi
skor 3 (cukup sesuai) dikarenakan perpindahan video sudah memenuhi standar
sehingga mudah dimengerti.
e. Tempo Ucapan
Penulis memberi
skor 3 (cukup sesuai) dikarenakan pembuatan tidak menggunakan scenario.
3. Penilaian kualitas
a. Kualitas gambar
Penulis
memberi nilai 3 (cukup sesuai)
terhadap video pembelajaran ini. kualitas
gambar pada video pembelajaran sudah bagus. Video pembelajaran diambil dengan
menggunakan kamera ponsel dengan resolusi 13 Mp setara 4128 x 3096.
b. Kualitas suara
Penulis
memberi nilai 3 (cukup sesuai)
terhadap video pembelajaran ini dikarenakan
ada suara bising dari sepeda motor yang lewat saat pengambilan video.
c. Kualitas transisi
Penulis
memberi nilai 3 (cukup sesuai)
terhadap video pembelajaran ini dikarenakan Ketika
perpindahan suatu adegan ke adegan lain tidak terlihat kasar ,
d. Kualitas fokus video
Penulis
memberi nilai 3 (cukup sesuai)
terhadap video pembelajaran ini dikarenakan
penggunaan kamera video ponsel.
4. Penilaian etika
a. Penggunaan bahasa yang sopan
Penulis
memberi nilai 4 (sesuai)
terhadap video pembelajaran ini sudah menggunakan bahasa yang sopan yang menarik bagi anak – anak ,
bahasa ajakan, bahasa motivasi.
b. Pemilihan tempat/ setting yang
ramah.
Penulis memberi
skor 3 (cukup sesuai) dikarenakan pengambilan video bertempat di kos-kosan
karena sulitnya mencari tempat syuting bagi mahasiswa, sehingga dalam pembuatan
video sering terganggu dengan adanya suara bising akibat suara knalpot motor.
Daftar Link
1. chairanzibar.blogspot.com
1. Penilaian Konten
DAFTAR PUSTAKA
Hery. S, Edy. “IPA untuk SD dan MI Kelas IV.” Jakarta: Pusat Buku
Depdiknas, 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar